IBX5980432E7F390 Penyebab Telur Burung Perkutut Tidak Menetas dan Solusinya - Kicauan Burung Lovebird Ngekek

Penyebab Telur Burung Perkutut Tidak Menetas dan Solusinya

Penyebab Telur Burung Perkutut Tidak Menetas dan Solusinya - Bagi peternak burung perkutut, telur dari perkutut merupakan salah satu modal utama dalam usahanya. Karena dari telur itulah, peternak bisa memperoleh anakan perkutut, yang kemudian dipelihara hingga dewasa kemudian dijual. 

Namun karena beberapa faktor, tidak semua telur dari burung perkutut tersebut bisa menetas. Untuk meningkatkan keberhasilan usahanya, sangat penting bagi seorang peternak burung perkutut untuk mengetahui faktor penyebab telur burung perkutut tidak menetas. Untuk itulah kali ini saya akan membahas beberapa penyebab telur burung perkutut tidak menetas.


Penyebab Telur Burung Perkutut Tidak Menetas



1. Usia Induk Perkutut

Yang di maksud disini ialah usia dari kedua induknya, baik induk jantan maupun induk betina. Di dalam dunia peternakan, termasuk perburungan, dikenal istilah dewasa betina dan akil balig cukup akal jantan. 

Dewasa betina dapat diartikan sebagai umur di mana burung mencapai kematangan kelamin. Saat itulah burung betina sudah bisa menghasilkan sel-sel telur di dalam ovarium yang akan membesar dan bercangkang di uterus, hingga hasilnya keluar menjadi telur.

Sedangkan burung perkutut jantan dikatakan mencapai dewasa jantan ketika beliau sudah mampu menghasilkan spermatozoa (sel-sel sperma), yang akan disemprotkan ke sel-sel telur saat mengawini betina. Jika di ibaratkan pada insan, dikatakan sampaumur adalah kurun berilmu baliq. Remaja putri mencapai berilmu baliq jikalau sudah mendapatkan haid, sedangkan remaja putra sudah mengalami mimpi lembap.

Secara biologis, perkutut betina dan jantan sudah bisa kawin dan menghasilkan anak sejak keduanya mencapai sudah cukup umur. Persoalannya, sebagaimana pada manusia, kualitas anakan perkut akan menjadi kurang baik bila kedua orangtuanya di kawin terlalu muda. Oleh lantaran itu, meskipun hanya burung perkutut perlu juga pengaturan kapan saat yang tepat untuk di kawinkan biar telur mampu menetas dengan baik, dan menghasilan anakan perkutut yang berkualitas. Burung perkutut di kategorikan remaja ketika susah memasuki umur 6 bulan, tetapi idealnya dikawinkan bila umurnya sudah satu tahun atau lebih.

Penyebab Telur Burung Perkutut Tidak Menetas dan Solusinya

Jika dikawinkan terlalu muda, potensi kegagalan penetasan telur menjadi besar, terutama karena telur yang dihasilkan dari organ reproduksi belum matang secara sempurna. Di abad peralihan dari remaja ke akil balig cukup akal, perkutut jantan maupun betina juga terlihat lebih agresif, yang bisa membahayakan keamanan dan keselamatan telur-telur yang dieraminya, bahkan terkadang telur dicocor atau di makan sendiri oleh induknya.


2. Faktor Penyakit

Penyebab berikutnya adalah penyakit. Jika induk jantan atau induk betina, atau bisa jadi malah keduanya, mengindap penyakit yang tidak terdeteksi dengan baik. Dalam beberapa masalah, perkutut yang mengalami berak kapur secara fisik terlihat sehat. Jika kita jeli, burung ini niscaya menghasilkan kotoran berwarna putih. Ketika induk sakit mengerami telurnya, kuman penyakit berak kapur bisa menyerang telur sehingga embrio terinfeksi dan mati di dalam telur. 


3. Sarang Burung Perkutut

Pemasangan sarang burung perkutut juga merupakan penentu kegagalan penetesan telur burung perkutut. Bentuk sarang yang terlalu cekung (dalam), sehingga pengeraman telur menjadi tidak tepat. Usahakan materi sarang disusun agak mendatar, terutama di penggalan tengah. Sarang yang terlalu lembab (misalnya basah) juga harus segera diganti.

Sarang burung yang di pasang terlalu dekat dengan tembok, atau terlalu dekat dengan atap (apalagi bila atap sangkar material seng atau sejenisnya) mempunyai peranan penting dalam era pengeraman, lantaran kalau suhu terlalu panas di area sarang, bisa menimbulkan telur burung perkutut tersebut rusak. 

Pemasangan dan perapihan sarang burung perkutut di dalam sangkar sebaiknya di lakukan di awal pada saat burung akan di kawinkan di sangkar tersebut dan di pasangkan tempat yang aman, tidak terlau erat dengan tembok dan atap dan juga jauh dari jangkauan sehingga kedua induk burung perkutut tersebut damai.
Baca juga : Kandang Perkutut yang Ideal
4. Temperatur Udara

Ini masih ada kaitannya dengan poin No. 3 diatas, selain lantaran pemasangan sarang burung yang salah sehingga sarang burung menjadi terlalu panas atau terlalu acuh taacuh, temparatur udara juga mempunyai peranan, perkutut merupakan burung endemik yang banyak dijumpai mulai di Asia Tengah, Indo China, sampai Asia Tenggara. Ketiga tempat ini beriklim tropik, dan hanya mengenal dua demam isu yaitu Musim hujan dan musin kemarau.

Pada musim hujan, temperatur udara lebih hambar daripada ekspresi dominan kemarau. Berdasarkan pengalaman para peternak lain, pada ekspresi dominan hujan, telur lebih sulit menetas daripada di ekspresi dominan kemarau. Fakta ini juga terjadi pada derkuku, burung yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan perkutut.


5. Mempunyai Hubungan Sedarah yang Terlalu Dekat

Dalam teori genetika, perkawinan antara dua individu yang masih sedarah sangat tak dianjurkan, lantaran keduanya mempunyai relasi sedarah. Dampak yang mampu terjadi antara lain embrio atau calon anak yang ada di dalam telur cenderung lemah, bahkan sering mati terlebih dulu sebelum telur menetas.
Baca juga : Cara Menyeleksi Anakan Perkutut
Hanya saja, persoalan ini kerap menjadi perdebatan di kalangan penangkar perkutut. Pasalnya, beberapa penangkar justru menganggap perkawinan sedarah mampu menghasilkan anakan berkualitas. Beberapa penangkar perkutut di Thailand pun sudah mempraktikkan hal ini. 


6. Faktor Interfil

Yang dimaksud telur infertil adalah telur yang keluar dari kloaka induk betina, tetapi tidak dibuahi oleh sel sperma induk jantan. Misalnya induk jantan mengawini induk betina pukul 08.00, dan ini merupakan perkawinan pertama pasangan tersebut. Satu jam kemudian, induk betina bertelur. Telur yang dihasilkan ini jelas tidak dibuahi sel sperma, lantaran sel telur sudah terbentuk 24-25 jam sebelumnya. Perlu diketahui, perkutut betina yang tidak dikawini pejantan pun tetap mampu bertelur, sepanjang pakan yang dikonsumsinya bergizi.






Penyebab Telur Burung Perkutut Tidak Menetas dan Solusinya


Untuk menghindari hal ini, sebaiknya kita perlu mengontrol kondisi telur saat pengeraman memasuki hari kelima hingga ketujuh. Tutorialnya, saat induk mencari makan, ambil telur-telur yang sudah dierami dan periksa dengan kontribusi kotak peneropongan telur (box candling) atau mampu juga menggunakan senter. Amati pecahan dalam dari telur. Jika terlihat ada noktah berwarna merah, atau agak kehitaman, berarti di dalam telur terdapat embrio. Jika di dalam telur terlihat bening, berarti tidak ada embrio di dalamnya alias telur infertil.

Jika menerima telur terlihat bening, ringan dan tidak terlihat embrio di dalamnya, sebaiknya langsung dibuang supaya waktu tidak terbuang sia-sia. Segera mandikan induk, kemudian diberi komplemen perangsang birahi supaya ia mau kawin lagi. Dengan cara demikian, burung bisa bertelur lagi dalam waktu 1-2 minggu. 

Baca juga : Cara Menjodohkan Burung perkutut

Apabila abad pengeraman sudah berlangsung 15 hari atau lebih, dan telur tidak juga menetas, bisa dipastikan pengeraman gagal. Itu berarti ada waktu yang terbuang sia-sia, lantaran menunggu tanpa hasil.

Itulah beberapa penyebab telur burung perkutut tidak menetas dan juga solusinya. Dimana hal ini sering aku alami ketika di awal-awal memulai hobi penangkaran burung perkutut, Alhamdulillah dengan cara-cara di atas saat ini sudah jarang sekali terjadi telur tidak menetas. Selamat mencoba dan semoga bisa bermanfaat.

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Penyebab Telur Burung Perkutut Tidak Menetas dan Solusinya"

Posting Komentar